Asuransi memang menjadi salah satu
tujuan perencanaan keuangan yang primer setelah dana darurat. Asuransi
itu membutuhkan biaya untuk membayar yang namanya premi, dan biaya ini
dalam cashflow management termasuk di kategori pengeluaran bukan
tabungan. Catat ya pengeluaran bukan tabungan. Hehehe. Nah karena itu
maka asuransi ini harus dipastikan benar sehingga uang yang dikeluarkan
setiap bulan mempunyai nilai yang baik dan bukan hanya menghamburkan
uang untuk manfaat yang tidak jelas. Stop buang uang untuk asuransi atau
pengeluaran apapun lainnya yang gak jelas ya.
Dalam sebuah risetnya mencatat
paling tidak ada 4 kesalahan orang dalam membeli asuransi, khususnya
asuransi yang berjenis unit link. Bagi yang belum paham apa itu unit link silahkan baca artikel saya "Beli Unit Link, Apa Untungnya ?"
Mari kita lihat satu per satu supaya anda bisa stop buang uang untuk asuransi dengan manfaat yang tidak jelas ini.
Mari kita lihat satu per satu supaya anda bisa stop buang uang untuk asuransi dengan manfaat yang tidak jelas ini.
Pertama, tidak tahu manfaat apa yang dibeli
Beberapa waktu lalu sebuah keluarga
datang dan berkonsultasi untuk mereview kembali polisnya yang sudah
berjalan sekitar 5 tahun. Beliau punya cukup banyak polis untuk para
anggota keluarganya. Dalam sesi konsultasi, si Ibu mengatakan bahwa dia
dan keluarga memiliki kiblat berobat ke luar negeri khususnya Singapore.
Dia mengatakan memiliki asuransi kesehatan di 2 buah polis. Setelah
saya periksa ternyata polis yang pertama memang ada asuransi kesehatan
dengan kelas kamar 500 ribu per malam sedangkan polis yang kedua tidak
ada asuransi kesehatan tetapi dibuatkan oleh si agen berbentuk manfaat
santunan tunai harian rumah sakit sebesar 1 juta per malam. Selama ini
si Ibu mengatakan dia memiliki asuransi kesehatan dan ketika saya
jelaskan apa itu asuransi kesehatan dan apa itu manfaat santunan tunai
harian rumah sakit dia baru sadar kalau saat ini asuransi kesehatan yang
dia miliki sangatlah minim, coba bayangkan kalau sampai di rawat di
Singapore dengan kamar 5 juta per malam sedangkan manfaat asuransi yang
dia miliki saat ini hanya 500 ribu per malam, berapa besar biaya yang
harus dia tomboki kalau ini terjadi. Yang lebih mencengangkan lagi
ternyata setahun beliau bayar premi asuransi hampir 100 jutaan lebih
untuk sekeluarga untuk manfaat yang tidak tepat. Hehehe
Untuk merefresh kembali masalah asuransi
kesehatan dan santunan tunai harian rumah sakit. Asuransi kesehatan itu
akan membayarkan klaim kepada nasabah apabila nasabah dirawat di rumah
sakit dan akan menggantikan seluruh biaya yang berhubungan dengan biaya
medikal seperti biaya kamar, dokter, obat-obatan, laboratorium, operasi,
anestesi, dll. Besar yang dibayarkan akan disesuaikan dengan plafon
asuransi yang diambil. Sedangkan manfaat santunan tunai itu sebenarnya
bukan asuransi kesehatan tetapi prinsipnya hanya mengganti kerugian
nasabah dari kehilangan penghasilan selama dirawat di rumah sakit. Misal
seorang pedagang memiliki omzet 1 juta per hari maka kalau dia sakit
dan dirawat di rumah sakit maka omzet 1 juta ini akan hilang sehingga
dapat dibelikan asuransi manfaat santunan tunai harian rumah sakit
sebesar 1 juta. Jadi kalau pedagang ini dirawat 5 hari maka dia akan
mendapatkan santunan tunai sebesar 5 juta yang setara dengan omzet dia
selama 5 hari. Kalau biaya rumah sakit hanya 3 juta ya maka pedagang ini
akan untung tapi kalau biaya rumah sakit totalnya 50 juta dia tetap
hanya mendapatkan santunan sebesar 5 juta karena hanya di rawat selama 5
hari.
Masih dari nasabah yang sama, sang ibu
ini juga diberikan asuransi penyakit kritis dengan nilai yang relatif
besar. Dalam hal ini secara nilai pertanggungan sudah baik tapi sayang
si Ibu baru sadar kalau asuransi penyakit kritis yang dimiliki saat ini
adalah asuransi penyakit kritis stadium lanjut, padahal dia berharap
asuransi ini bisa mengcover mulai dari stadium awal. Dalam hal ini
menurut saya agen tidak salah memang 5 tahun lalu belum ada asuransi
penyakit kritis yang mulai dari stadium awal, permasalahan yang ada
menurut saya asuransi ini tidak update saja tapi bisa berakibat fatal
loh. Coba bayangkan kalau amit-amit si Ibu ini sakit cancer stadium 1
betapa kecewanya dia karena tidak bisa klaim meskipun setahun membayar
premi seratuan juta untuk dia, suami dan 2 anaknya.
Jadi kesalahan yang pertama adalah
sangat banyak nasabah punya asuransi tapi tidak tahu manfaat apa yang
dia dapatkan dari asuransi tersebut. Jadi kalau gitu STOP buang uang
untuk asuransi kalau membeli manfaat yang salah atau produk yang lama
yang sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman dan gaya hidup saat
ini.
Kedua, uang pertanggungan terlalu kecil atau underinsured
Kesalahan yang kedua ini juga sangat
banyak ditemui, seorang teman saat ini jabatan sebagai seorang manager
dan menjadi tulang punggung finansial untuk istri dan kedua anaknya
tetapi asuransi jiwa yang dia miliki hanya sebesar 120 juta saja tanpa
memiliki aset investasi. Dibandingkan dengan mobil yang dia pakai saat
ini saja nyawanya dia lebih murah dibandingkan dengan mobil grand livina
yang dia miliki. Banyak orang terjebak dalam membeli asuransi unit
link, banyak agen yang fokusnya pada nilai tunai dan bukan pada besaran
proteksi sehingga mayoritas pemilik asuransi mengalami yang namanya
underinsured. Sayang khan kalau bayar mahal cuman dapat uang
pertanggungan jiwa lebih murah dari harga sebuah mobil untuk seorang
dengan level manager. Hehehe.
Bagi saya saat ini secara hitungan kasar
untuk mereka yang bergaji 5 juta per bulan memerlukan uang
pertanggungan asuransi jiwa minimal di kisaran 600 juta hingga 1 miliar.
Khusus untuk teman saya ini lebih konyol lagi karena usia polis sudah 8
tahun dia mengatakan sayang kalau ditutup khan tinggal 2 tahun lagi dan
abis itu gak usah bayar lagi. Lagi-lagi pemahaman yang keliru… Hehehe.
Asuransi apapun tidak ada yang gratis, khusus untuk unit link meskipun
anda tidak setor premi lagi tapi anda tetap bayar yang diambil atau
dipotong secara paksa dari hasil investasi anda. Padahal untuk teman
saya ini dengan premi yang sama sebenarnya dia bisa mendapatkan uang
pertanggungan 500 juta loh kalau saja dia menutup polis lama dan
mengambil yang baru.
Banyak underinsured juga untuk asuransi
penyakit kritis, sudah beli produk lama underinsured lagi. Hehehe.
Istilahnya udah bayar mahal salah beli produk dan produk recehan lagi
yang didapatkan. Memang gak ada patokan yang jelas untuk menentukan
besaran uang pertanggungan asuransi penyakit kritis ini, tapi bicara
minimal saja menurut saya untuk mikir dalam jangka waktu 5 tahun ke
depan dengan mempertimbangkan faktor inflasi maka dibutuhkan uang
pertanggungan penyakit kritis minimal 300 juta.
Ayo coba cek polis anda berapa uang
pertanggungan jiwa dan penyakit kritis yang akan didapatkan ? Kalau
salah atau underinsured maka stop buang uang untuk asuransi yang seperti
ini. Segera rapikan supaya proteksi asuransi anda betul betul powerful.
Ingat asuransi itu adalah asuransi dan jangan menjadikan asuransi
sebagai sarana untuk investasi untuk mendapatkan nilai tunai dengan
mengorbankan unsur proteksinya.
Ketiga, salah menentukan pihak tertanggung
Pihak tertanggung ini adalah orang yang
dijaminkan dalam polis sedangkan pemegang polis adalah pihak yang
mengajukan kontrak asuransi dengan pihak asuransi. Atau bahasa paling
gampang tertanggung itu adalah orang yang dilindungi dan pemegang polis
itu yang bayarin premi polis tiap bulannya. Misalkan seorang istri Mrs X
diasuransikan sebagai tertanggung dan Mr Y sang suami sebagai pemegang
polis. Jadi kalau Mrs X ini sakit atau meninggal dunia maka pihak
asuransi akan membayarkan klaim kepada pihak yang ditunjuk dalam polis
sebagai penerima manfaat. Kalau yang sakit adalah Mr Y ya gak ada
hubungannya dengan asuransi Mrs X (kecuali dibelikan manfaat tambahan
yang namanya payor atau waiver).
Masalah pihak tertanggung ini sangat
sering menjadi masalah ketika si agen menawarkan produk yang disebut
dengan asuransi pendidikan.
"Banyak sekali saya jumpai agen membuatkan asuransi pendidikan kepada orang tua dimana anaknya dijadikan sebagai tertanggung dan orang tua sebagai pemegang polis. Maka diberikanlah asuransi unit link dengan tertanggung anak dengan dengan jumlah uang pertanggungan tertentu misalkan puluhan atau ratusan juta kemudian diberikan manfaat tambahan kalau orang tua sakit kritis atau meninggal dunia maka anak akan dibebaskan dari pembayaran premi. Bagi saya dan banyak perencana keuangan profesional meyakini ini praktek yang salah sasaran."
Kalau seperti ini lagi-lagi asuransi dipandang sebagai investasi yang utama dan bukan lagi proteksi. Harusnya gimana yang benar kalau mau membeli asuransi pendidikan ? Belilah asuransi dengan tertanggung orang tua dengan besar uang pertanggungan sebesar biaya kuliah yang diperlukan anak nanti. Misalkan seorang anak ingin dikuliahkan di 15 tahun mendatang dengan total kebutuhan biaya pendidikan di 15 tahun mendatang sebesar 750 juta maka belilah asuransi jiwa untuk orang tuanya sebagai tertanggung sebesar 750 juta dan berinvestasilah untuk mendapatkan uang 750 juta itu mulai dari sekarang di instrumen investasi seperti reksadana atau saham.
"Banyak sekali saya jumpai agen membuatkan asuransi pendidikan kepada orang tua dimana anaknya dijadikan sebagai tertanggung dan orang tua sebagai pemegang polis. Maka diberikanlah asuransi unit link dengan tertanggung anak dengan dengan jumlah uang pertanggungan tertentu misalkan puluhan atau ratusan juta kemudian diberikan manfaat tambahan kalau orang tua sakit kritis atau meninggal dunia maka anak akan dibebaskan dari pembayaran premi. Bagi saya dan banyak perencana keuangan profesional meyakini ini praktek yang salah sasaran."
Kalau seperti ini lagi-lagi asuransi dipandang sebagai investasi yang utama dan bukan lagi proteksi. Harusnya gimana yang benar kalau mau membeli asuransi pendidikan ? Belilah asuransi dengan tertanggung orang tua dengan besar uang pertanggungan sebesar biaya kuliah yang diperlukan anak nanti. Misalkan seorang anak ingin dikuliahkan di 15 tahun mendatang dengan total kebutuhan biaya pendidikan di 15 tahun mendatang sebesar 750 juta maka belilah asuransi jiwa untuk orang tuanya sebagai tertanggung sebesar 750 juta dan berinvestasilah untuk mendapatkan uang 750 juta itu mulai dari sekarang di instrumen investasi seperti reksadana atau saham.
Jadi kalau orang tua tetap hidup dalam
15 tahun mendatang si anak akan kuliah dari hasil investasi si orang tua
dan kalaupun si orang tua meninggal dunia sebelum 15 tahun ke depan
maka anak akan mendaptkan 750 juta pada saat orang tuanya meninggal yang
dapat dia gunakan untuk kuliah di 15 tahun mendatang.
Kasus seperti ini saya pernah jumpai
dengan seorang ibu yang membelikan unit link sebesar 500 ribu per bulan
dengan tertanggung si anak sebesar 100 juta plus ditambah dengan manfaat
tambahan lain seperti payor atau waiver. Ketika saya tanya apa
tujuannya si ibu membeli produk ini ? Jawabannya adalah untuk investasi.
Tapi akhirnya si Ibu sadar kalau dia salah membeli produk dan
kemudian mengalihkan 500 ribu per bulan tersebut bukan untuk membeli
produk unit link tapi dibelikan produk investasi reksadana.
Bagaimana dengan anda punya asuransi
dengan tertanggung si anak ? Kalau ya coba cek lagi benar gak tujuannya ?
Jangan sampai anda membayar mahal untuk anak anda tapi salah membelikan
produk. Stop buang uang untuk asuransi kalau bukan produk asuransi yang
anda perlukan.
Keempat, kesalahan lainnya yang umum terjadi
Kesalahan lainnya yang cukup banyak
dijumpai adalah masalah penerima manfaat atau bahasa umumnya adalah ahli
waris. Banyak yang membuatkan ahli waris kepada anak-anak yang berusia
di bawah 17 tahun. Ini bisa saja bukan tidak bisa tapi kalau sampai
terjadi si anak menerima manfaat ini tidak bisa langsung tetapi harus
melalui proses pengadilan dulu yang artinya akan ada keribetan tambahan
dan biaya tambahan juga untuk proses pengalihan hak kepada anak di bawah
umur ini.
Kesalahan lainnya banyak sekali saya
perhatikan nasabah diberikan manfaat yang namanya payor atau waiver.
Payor atau waiver ini sangat banyak dan saya pernah menjumpai nasabah
yang diberikan 6 jenis payor atau waiver kepada si nasabah padahal
banyak payor atau waiver yang gak penting tapi diberikan. Ingat semakin
banyak manfaat artinya premi akan semakin mahal. Contoh seorang suami
(tulang punggung finansial keluarga) membeli asuransi unit link dengan
uang pertanggungan 1 miliar dan ditambahkan payor kalau istri (ibu rumah
tangga) sakit kritis maka premi sang suami akan dibebaskan dan
dibayarkan oleh perusahaan asuransi. Ini bukan tidak boleh tapi tidak
penting dan tidak relevan karena kalau istri sakit si suami masih punya
income koq buat bayar asuransi. Ini hanya akan membuang uang saja untuk
sebuah manfaat yang gak penting banget. So stop buang uang untuk
asuransi kalau ini juga terjadi pada anda.
Beda kasusnya kalau yang beli asuransi
penyakit kritis si istri (ibu rumah tangga) dan yang bayar premi si
suami sebagai pemberi nafkah. Kalau dalam situasi ini bisa diizinkan
kalau polis si istri ditambahkan payor atau waiver jadi kalau suami
sakit kritis maka premi istri akan dibebaskan dan dibayarkan perusahaan
asuransi. Masuk akal khan ? karena kalau suami sakit apalagi meninggal
dunia maka si istri akan kehilangan income termasuk untuk membayar premi
asuransinya.
Tapi ingat payor atau waiver ini
prioritas paling akhir, tetaplah fokus pada besaran uang pertanggungan
jiwa ataupun penyakit kritis yang anda perlukan dulu baru
mempertimbangkan perlu tidaknya payor atau waiver ini.
Kesalahan lainnya yang bisa berakibat
fatal adalah polis tidak tahu ada dimana dan anggota keluarga juga tidak
tahu kalau anda memiliki asuransi. Ingat ya kalau anda sudah meninggal
maka anda tidak bisa lagi menyampaikan kepada pasangan anda kalau anda
punya polis asuransi. Polis yang terlambat dalam proses klaimnya bisa
hangus loh, jadi sayang banget khan kalau sudah bayar premi
bertahun-tahun tapi klaim ditolak karena terlambat pengajuannya. Beda
dengan utang dimana kalau anda meninggal maka pasangan akan terus
ditagih oleh si pemberi utang. Hehehe. Jadi pastikan pasangan tahu anda
memiliki polis asuransi apa saja dan dimana polis itu disimpan. Stop
buang uang untuk asuransi kalau uang pertanggungannya tidak mau diklaim.
Hehehe.
Ayo waktunya cek polis anda sekarang
apalagi kalau usianya sudah lebih dari 5 tahun maka sudah dapat
dipastikan 80-90% manfaat asuransi yang anda dapatkan sudah tidak
relevan lagi dengan perkembangan zaman dan gaya hidup anda. Kami
dapat memfasilitasi anda untuk melakukan check up polis dengan cara yang
sangat gampang yaitu kirimkan foto manfaat asuransi yang tertera di
polis kemudian kirim via WA ke 085.101.847.661, nanti saya akan memberikan masukan dan apa yang harusnya anda lakukan.
Stop buang uang untuk asuransi dengan manfaat yang tidak tepat.
Salam cerdas asuransi,Konsultasi Hub. Consultan Financial Planner
Email: y_o2k@yahoo.com
WA: 085101847661
Pin BB: 7FC60987
Banyak agen asuransi yg tidak memberikan info yg jelas pada nasabah, sehingga merugikan masyarakat...
BalasHapus